Sunday, 22 March 2015

Perusahaan Pesawat Ramai-ramai Bidik Pasar Indonesia

Indodefance 2014 (Photo: liputan6)
Indonesia kerapkali menjadi pasar empuk untuk pemasaran aneka produk dari gadget hingga kendaraan mewah. Bahkan, model transportasi super-mewah seperti pesawat dan helikopter mulai ramai menyasar pasar Tanah Air.

Jumlah penduduk yang hampir 250 juta jiwa dan bentuk geografis yang berkepulauan dianggap perusahaan pembuat pesawat dan helikopter sebagai alasan Indonesia bisa jadi pasar potensial. Oleh sebab itu, mereka pun mulai merapat ke Indonesia - salah satunya adalah perusahaan Airbus Helicopters.

"Indonesia merupakan salah satu negara potensial untuk industri transportasi udara. Bentuknya yang kepulauan dan jumlah penduduk yang besar menjadikannya sebagai prioritas kami dalam mengembangkan pasar pesawat maupun helikopter," ujar Fabrice Rochereau, VP Sales & Costimer Relations Asia-Pasific Airbus Helicopters.

Demi menggaet pasar kelas atas ataupun berbagai lembaga di Indonesia yang memiliki mobilitas tinggi dan memerlukan efisiensi waktu, Airbus mengklaim membawa berbagai model produknya ke pasar Indonesia. Kebutuhan sipil maupun militer diakui Fabrice bisa ditangani produk buatannya.

"Kita sediakan berbagai macam helikopter yang bisa difungsikan untuk membantu berbagai kebutuhan seperti angkutan pribadi, kesehatan maupun bermacam-macam aktivitas militer seperti pengiriman suplai atau patroli di lokasi yang sulit dijangkau," tambah Fabrice.

Fabrice menyebutkan harga helikopter yang disediakannya berkisar antara US$ 2-30 juta setara dengan 2-3 mobil mewah atau mobil super yang biasa dipakai para konglomerat.

Untuk perawatan, pilot dan garasi, Airbus menyebutkan bisa membantu kebutuhan para pelanggan di Indonesia yang punya potensi besar di industri dirgantara. (tekno.liputan6.com)

Bell AH-1Z Viper, Helikopter Serang Maritim Australia



Bell AH-1Z Viper
Helikopter Bell AH-1Z Viper diusulkan sebagai Helikopter serang maritim Australia dan akan ditempatkan di kapal LHD Canbera Class terbaru RAN, demikian ucap perwakilan perusahaan Bell kepada IHS Jane di Avalon Airshow kemarin (24 Februari).

Bob Carrese, Wakil presiden regional untuk Asia-Pasifik, mengatakan sementara tidak ada persyaratan dari Australia secara formal, Helikopter Viper direkomendasikan sebagai helikopter serang maritin, sebagai harapan sebelum meng-upgrade helikopter Airbus 'Tiger' untuk konfigurasi maritim.

"The AH-1Z sudah melakukan semua misi yang dilakukan ADF [dengan Tiger], dan banyak lagi. Hal ini dapat membawa 16 rudal Hellfire [air-to-surface missiles] ditambah dua [air-to-air missiles] Sidewinder, dan memiliki cost-per-flight-hour seperti yang dicari ADF," katanya.

Angkatan Darat Australia saat ini menggunakan 22 helikopter Tiger, keputusan program upgrade helikopter ini masih digodok untuk dapat beroperasi dari dua LHDs Canberra Class Royal Australian Navy (RAN).

Menurut Carrese, kasus melawan program upgrade helikopter Tiger daripada pengadaan helikopter AH-1Z ini, karena helikopter Viper khusus dirancang untuk dioperasikan dalam lingkungan maritim.

"Ini bukan hanya tentang terbang helikopter dari kapal," katanya. "The AH-1Z telah dibangun untuk tahan terhadap korosi, mesinnya sama dengan yang dipasang pada [Lockheed Martin] helikopter maritim MH-60R [sebagaimana telah dipilih oleh RAN], dan rotor utama dengan sistem lipat dan sistem yang terlindung sehingga menjadi 'kapal-aman' ". Dengan 'kapal-aman', menurut Carrese berarti bahwa elektronik onboard kapal tidak akan mengganggu hardware dan software helikopter, seperti layaknya helikopter didarat.

Helikopter AH-1Z secara fisik cocok untuk domain maritim, kata Carrese, keuntungan yang lain dalam pelayanan operasional bersama dengan Korps Marinir AS (USMC). USMC secara teratur berada di Darwin, sehingga ADF dapat beroperasi bersama AH-1Z semakin banyak, sehingga ada keuntungan nyata dari interoperabilitas dan dukungan yang bisa didapat Australia dalam memilih helikopter ini.

Carrese mengatakan keputusan pengadaan AH-1Z masih belum jelas.

Selain berharap untuk pengadaan Australia, Carrese mengatakan kepada IHS Jane bahwa perusahaan sejauh ini telah menerima "tiga atau empat" surat pemberitahuan dari pelanggan internasional yang potensial untuk pengadaan helikopter AH-1Z, meskipun ia menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut. (IHS Janes)

KRI Makassar-590 Tangkap Kapal Penangkap Ikan Raksasa Ilegal Di Perairan Tual



KRI Makassar 590
KRI Makassar 590
Kapal perang Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim), KRI Makassar-590 yang sedang melaksanakan operasi keamanan laut sehari-hari berhasil menangkap sebuah kapal ikan raksasa KM Jurong Jaya 02 milik PT. Indojurong Fishing Industry. Kapal yang bertonase 507 GT tersebut diamankan bersama hasil tangkapan yaitu kurang lebih 160 ton ikan tuna dan cakalang.

Kapal tersebut ditangkap KRI Makassar-590 di Perairan Tual atau pada posisi 05 02 10 S – 133 51 00 T karena diduga melakukan penangkapan ikan secara ilegal. Dari hasil pemeriksaan, terbukti kapal tersebut melakukan penangkapan di luar daerah penangkapan yang yang diizinkan (Fishing Ground) serta ukuran mata jaring tidak sesuai ketentuan SIPI (Surat Ijin Penangkapan Ikan).

Selain itu, KM Jurong Jaya-02 juga ditangkap karena tidak mempunyai IMTA (Ijin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing) dan dua orang ABK asing tidak mempunyai Pasport dan Dahsuskim kadaluarsa serta beberapa orang ABK turun dari kapal tanpa keterangan.

KM Jurong Jaya 02 diawaki oleh 26 orang anak buah kapal (ABK), masing-masing 13 warga negara asing dan 13 orang warga negara Indonesia. Selanjutnya, KM Jurong Jaya 02 dikawal ke Lanal Tual untuk proses hukum selanjutnya.

Unsur-unsur satuan operasional Koarmatim akan bertindak tegas tanpa pandang bulu terhadap setiap kapal yang diduga melakukan tindak pidana di laut termasuk perikanan di perairan Indonesia atau kapal lainnya yang melanggar hukum di laut. Koarmatim telah mengambil langkah-langkah signifikan dalam menghadapi beroperasinya kapal-kapal ilegal di perairan Indonesia, termasuk penangkapan ikan ilegal, dan berbagai tindak pidana di laut lainnya.

RBS15 Mk3, Rudal Jelajah Subsonik Anti Kapal dan Serangan Darat


Rudal RBS15 Mk3
Rudal RBS15 Mk3
Rudal permukaan-ke-permukaan (SSM) RBS15 Mk3 dikembangkan bersama oleh Diehl BGT Defence dan Saab Bofors Dynamics. Rudal ini merupakan varian terbaru dari keluarga rudal anti-kapal RBS15. Saat ini RBS15 Mk3 dalam layanan atau pesanan dari negara Swedia, Jerman, Polandia dan Finlandia.

Dikembangkan sebagai upgrade dari rudal combat proven RBS15 Mk2, rudal Mk3 berhasil diujicoba pada FMV (Lembaga Materiel Pertahanan Swedia) rentang bulan Oktober 2008. Rudal pertama dirakit di luar Swedia yakni di Jerman pada bulan Desember pada tahun itu.

Rudal RBS15 Mk3 adalah fire and forget, rudal jelajah jenis subsonik yang diluncurkan dari kapal dan truk. Rudal ini dapat digunakan untuk misi anti-kapal dan serangan darat.

Pada bulan September 2005, Jerman menetapkan rudal anti-kapal RBS15 untuk melengkapi korvet baru K130. Pengiriman dimulai pada Maret 2011 dan rudal itu resmi meluncur keluar kapal korvet K130 pada September 2011.

Pada bulan Oktober 2006, Saab Bofors Dynamics mendapatkan kontrak € 110 juta untuk memasok rudal RBS15 Mk3 untuk kapal patroli cepat Orkan Class dari Angkatan Laut Polandia.

Pada bulan November 2007, Saab dan FMV menandatangani kontrak pengadaan Sistem RBS15 Mk3 untuk melengkapi korvet Visby Class.

RBS15 Mk3 tersedia dalam tiga versi – peluncuran via kapal, truk dan udara. Varian peluncuran kapal dapat diinstal pada kapal perang berukuran kecil dan besar seperti kapal patroli cepat, frigat dan korvet. Rudal mudah diintegrasikan dengan sistem manajemen tempur dan dapat dioperasikan sebagai stand alone atau terintegrasi penuh.

Versi peluncuran udara-ke-kapal cocok untuk pesawat tempur modern. Adapun baterai rudal peluncuran lewat truk dapat dikerahkan dengan cepat untuk menyediakan pertahanan pesisir terhadap kekuatan musuh. Platform Peluncuran yang sangat mobile memungkinkan peluncuran rudal dari posisi tersembunyi yang terletak jauh dari pantai.
Rudal RBS15 Mk3
Rudal RBS15 Mk3
Bagian depan rudal RBS15 Mk3 meliputi piranti guidance dan elektronik yang diikuti oleh hulu ledak dan bagian bahan bakar. Bagian belakang terdiri dari sayap dan mesin turbojet serta dua motor pendorong paralel. Rudal ini memiliki sayap salib yang dapat ditarik selama penyimpanan.

Rudal RBS15 Mk3 memiliki panjang 4.35m, diameter badan 0.5m dan rentang sayap 1,4 m. Bobot peluncuran dan penerbangan (in-flight) rudal masing-masing 800kg dan 650kg. Rudal RBS15 Mk3 bisa menyerang target dalam kisaran 200 km, dan meluncur dengan kecepatan subsonik 0.9Mach.
Sistem bimbingan RBS15 Mk3

Sistem guidance dan kontrol RBS15 mencakup inertial navigation system, GPS receiver, radar altimeter dan altimeter radar dan Ku-band radar target seeker. Rudal RBS15 tahan terhadap countermeasures musuh. Dua rudal atau lebih dapat diprogram untuk mencapai target secara bersamaan dari berbagai arah untuk lebih menembus pertahanan udara kapal perang.

Rudal ini memiliki radar cross section rendah dan IR signature juga memiliki kemampuan canggih untuk seleksi dan menjejak sasaran seeingga tidak mudah dikecoh. RBS15 MK3 dinyatakan sangat tahan terhadap chaff, jammers aktif, umpan dan penanggulangan elektronik lainnya (ECM).

Rudal RBS15 Mk3 adalah sebuah low sea-skimming missile yang melakukan manuver mengelak tak terduga. Rudal meningkatkan daya dorongnya dalam fase terminal untuk menaklukkan rudal, senjata dan sistem senjata (CIWS). Sistem MEPS memungkinkan pengguna untuk membuat skenario yang berbeda dari peluncuran rudal.

Rudal dapat dilengkapi dengan hulu ledak heavy HE blast-fragmentation yang sangat efisien dalam menembus lambung dari setiap kapal modern. (NavalTechnology.com).

TNI AD Terima Kapal Pendarat Canggih Buatan Dalam Negeri


KM ADRI XLVIII TNI AD
KM ADRI XLVIII TNI AD
TNI AD mendapatkan dua buah Kapal pendarat serbaguna 1000 Dead Weight Tonnage (DWT) yaitu KM ADRI XLVIII dan ADRI XLIX. Bahkan juga menerima dua buah Tug Boat yaitu AD1 dan AD2, serta suku cadang dari PT. Putrindo Adiyasa Perkasa di Galangan II PT. Dok Kodja Bahari Tanjung Priok.

Kepala Staf TNI Angkatan Darat Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan, kapal tersebut hasil karya dan kerja sama anak negeri yaitu personel Ditbekangad dengan para tenaga ahli dan pelaksana pembangunan dari PT. Putrindo Adiyasa Perkasa, PT. Tesco Indomaritim, PT. Dok Kodja Bahari dan PT Pindad.

"Kapal ini menjadi bukti dukungan dan komitmen TNI AD dalam mendukung industri nasional dalam pengadaan berbagai peralatan pertahanan dan alutsista," kata Gatot usai serah terima kapal di Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (18/2).

Menurut dia, pihaknya membutuhkan kapal sebagai alat angkut air dalam menjalankan tugas krusial. Serta juga untuk transportasi pasukan TNI maupun mengangkut logistik ke pelosok desa-desa.

"Karena kondisi geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh perairan. Itulah mengapa penambahan dua unit kapal ini sangat berarti bagi TNI AD, khususnya Ditbekangad, dalam meningkatkan kinerjanya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok TNI AD," jelasnya.

Dia juga mengharapkan pengadaan kapal-kapal harus ditingkatkan jumlahnya sesuai kebutuhan, serta memperhatikan kualitasnya. Serta berharap kerja sama yang telah terjalin baik dapat terus dilanjutkan dan ditingkatkan.

"Terima kasih kepada Menteri Pertahanan RI yang telah mendukung program pengadaan dua unit kapal pendarat serbaguna 1.000 DWT, Tug Boat dan suku cadang ini. Terima kasih juga kepada Dirbekangad dan segenap Direksi PT pendukung yaitu PT. Putrindo Adiyasa Perkasa, PT. Tesco Indomaritim, PT. Dok Kodja Bahari dan PT Pindad," terangnya.

Adapun spesifikasi kapal KM ADRI XLVIII dan ADRI XLIX yaitu memiliki panjang 68 meter, lebar 13,50 meter, tinggi geladak 5,70 meter, sarat air 2,75 meter. Kapal ini dilengkapi dengan mesin penggerak dengan ukuran 2 x 720 HP, kecepatan maksimal yang bisa dicapai yaitu 12 Knot, dengan tanki bahan bakar berkapasitas 250 ton, dan tanki air tawar berkapasitas hingga 432 ton, serta ruang palkah bervolume 1.450 m3.

Untuk muatan yang bisa diangkut oleh kapal pendarat serbaguna ini yaitu 300 orang pasukan dan perlengkapannya, 22 unit kendaraan truk seberat masing-masing 5 ton, 12 unit kendaraan tempur roda ban/rantai, atau bekal/materiil seberat 500 ton. Sementara jarak jelajah kapal ini bisa mencapai 3.000 mil laut.

Spesifikasi untuk Tug Boat AD1 dan AD2 yaitu, memiliki panjang seluruhnya (LOA) 15,20 meter, panjang antar garis (LPP) 13.80 meter, lebar luar (Mld) 5,15 meter, sara air atau design sepanjang 1,50 meter, dan kecepatan mencapai 6 knot. (merdeka.com)

Tank Medium Buatan PT. Pindad


Marder 1A3
Kita telah mendengar berulangkali PT pindad akan membuat tank medium untuk mengisi kebutuhan TNI AD. Direktur Utama PT Pindad Adik Avianto Soedarsono mengatakan tank Pindad itu berkekuatan 500 tenaga kuda dengan bobot sekitar 28 – 30 ton.

Beberapa anggota Komisi I DPR mengaku telah melihat prototype tank pindad tersebut. Antara lain Wakil ketua Komisi 1 DPR, TB hasanuddin. “Prototipe tank sudah jadi dan sudah jalan. Hasilnya cocok, kenapa tidak dikembangkan. Tinggal sekarang bilang oke, buat yang banyak”, ujar TB Hasanuddin.

KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo juga berbicara tentang tank medium Pindad. “Pindad hanya mampu mengembangkan tank tingkat sedang. Untuk tank berat kita belum mampu. TNI sedang bekerja sama dengan PT Pindad mengembangkan tank yang ada”, ujar KSAD.

Seharusnya prototype-nya sudah berwujud karena tahun 2008, Presiden SBY meminta PT Pindad membuatkan Tank bagi TNI AD.

Informasi terakhir yang dipublikasikan Kementerian Pertahanan adalah, PT Pindad bekerjasama dengan Korea Selatan untuk membuat tank/ Infantry Fighting Vehicle K-21 yang dipasang turret 90mm dari CMI Belgia.
Tank / IFV K-21 Korea Selatan
Akan tetapi, kita tidak punya gambaran seperti apa tank medium yang akan dibuat Pindad. Tank K-21 hanya mengusung Canon 40mm atau 30 mm. Sketsanya pun tidak tahu seperti apa ?. Gelap. Informasi terbaru muncul dari “Julian Assange Indonesia” Audryliahepburn. Menurut “Julian Assange Indonesia” ini, tank medium Pindad berbentuk menakjubkan. Kira kira hull-nya (body) menyerupai tank Merkava Israel dengan turret menyerupai Abrams Amerika Serikat.
Tank medium Pindad itu, berbobot 28-30 ton, memiliki canon 105mm dengan setir di sebelah kanan dan engine di kiri.
Yang menjadi pertanyaan adalah, hull tank medium negara mana yang akan dijadikan rujukan ? Tank Merkava merupakan MBT dengan bobot 60 ton ke atas, demikian pula dengan M1 Abrams.
Heavy Tank Merkava Mk4 Israel
Sejauh ini panser Anoa merujuk pada VAB Renault Perancis. Rantis Pindad 4×4 merujuk ke Renault Sherpa APC 4×4 Perancis. Jika kita menelusuri rekam jejak Pindad, maka tank yang akan dibuat seharusnya merujuk ke Perancis. Pilihannya adalah AMX-56 LeClerc. Namun LeClrec berupa main battle tank berbobot 54 ton. Pilihan lain, AMX-30 dengan bobot 36 ton dan canon 105mm. Namun tank ini sudah jadul. Pertama diproduksi tahun 1966. Bentuk hull-nya pun tidak mirip dengan Merkava Isreal.
MBT LeClrec Perancis
Bagaimana dengan tank Korea Selatan ?. Tank utama Korea Selatan adalah K2 Black Panther 55 ton dan KIA1 berbobot 56 ton. Spesifikasi tank Korea yang berbobot 28-30 ton adalah IFV K-21. Namun tank itu tidak didisain untuk mengangkut Canon 105. Bentuknya pun jauh dari Merkava.

Pertanyaan lanjutan adalah, tank Pindad ini menggunakan turret apa ?. Sejauh ini kita belum pernah mendengar Indonesia akan membeli turret M1 Abrams, walaupun Abrams memiliki turret canon 105mm.

Untuk urusan Canon, yang paling memungkinkah adalah menggunakan CT-CV Turret 105 mm Belgia, karena TNI telah lama bekerjasama dengan CMI- Belgia, sejak pemasangan canon 90mm di tank Scorpion Inggris.

CT-CV Turret 105 mm Belgia memang diciptakan untuk light atau medium tank, baik roda bergerak atau rantai berjalan. CT-CV Weapon System dilengkapi canon yang mampu menembakkan berbagai jenis amunisi kaliber 105m NATO, maupun ATGM.

Dengan sudut tembakan -10° hingga +42°, turet ini diklaim cocok untuk daerah urban serta geografis yang sulit, termasuk beyond-line-of-sight engagements. CT-CV Turret 105 mm didisain untuk panser atau tank medium yang bisa diangkut pesawat terbang. Turret ini memiliki sistem pengindera siang dan malam, menembak lawan sambil bergerak, ammunition rack with autoloader, fully digitized system, sehingga dijuluki Hunter Killer.
Turret CT-CV Weapon System, Belgia
Jadi apakah mungkin tank K-21 Korea Selatan akan dipasang CT-CV Turret 105 mm Belgia ? Namun hull tank K-21 tidak mirip Merkava Israel. Turet CT-CV Weapon system Belgia, juga tidak mirip dengan Turret M1 Abrams. Jadi kira-kira, dari mana asal muasal tank medium Pindad yang disebut berbobot sekitar 30 ton itu ? Apakah tank itu benar-benar dibuat oleh Pindad atau beli bekas lalu dimodifikasi/refurbished ? Tambah bingung lagi.
Mari kita dengarkan penjelasan dari Direktur Produk Manufaktur Tri Hardjono yang disampaikan tahun 2012 silam: “PT Pindad akan melakukan pengembangan Panser Canon 6×6 Anoa, untuk menghasilkan Kavaleri (Canon 90 mm) dan Infanteri Fighting Vehicle (Canon 20 mm)”.
Kalimat tersebut bisa diartikan Pindad akan membuat Panser Tarantula/Black Fox dengan Canon CSE 90mm Belgia. IFV Canon 20mm berarti semacam Tank K-21 Korea Selatan.
“PT Pindad juga akan menjalankan program retrofit tank AMX-13 beroda rantai untuk peningkatan daya gerak, daya gempur, fungsi optik, dan komunikasi”.
Kalimat ini jelas, dan kita sudah melihat AMX-13 hasil retrofit Pindad.
“Selain itu, PT Pindad akan melakukan peremajaan medium tank dengan perkiraan harga per unit mencapai Rp 35 miliar. Pengembangannya memakan waktu 1,5 sampai 2 tahun. Pada 2014 nanti, medium tank ini sudah bisa unjuk kemampuan di hadapan masyarakat”.
Tri Hardjono tidak menjelaskan tank medium mana yang akan diremajakan senilai Rp 35 miliar/ unit. Peremajaan itu dilakukan sejak tahun 2012 dan seharusnya selesai tahun ini. Tank mana yang dimaksud ?. Indonesia saat ini tidak memiliki medium tank. BMP-3, AMX-13, Scorpion, Alvis Stormer, semua berbobot di bawah 20 ton. Apalagi AMX-13 hanya 15 ton.
Apakah PT Pindad meremajakan generasi kedua tank medium China Type 69. Tank ini memang mengusung canon baru 105mm, turbocharged engine, Points of light into the fire control system, night vision, friction dampers serta suspensi baru.
Tank Type 69-II China
Tapi menurut saksi mata, tank baru Pindad itu, akan melakukan proses pemotongan baja. Bisa jadi ada beberapa proyek yang dikerjakan PT Pindad, bisa juga tidak. Informasi yang didapat terlalu melebar dan tidak fokus.

Memang agak susah mencari tank medium yang canggih saat ini, karena negara-negara maju secara militer, tidak lagi mengembangkannya, pasca perang dunia II. Mereka memilihuntuk memodernisasi main battle tank seperti: Leclrec Perancis, T-99 China, MBT 70 Jerman, T-90 Rusia, M1 Abrams AS, Arjun India, Zulfikar Iran, Merkava Israel, Al-Khalid Pakistan, PT-91 Polandia, Challenger 2 Ingris dan lain sebagainya.

Tank medium seperti Panzer IV Jerman, M4 Sherman AS, AMX 30 Perancis, sudah ditinggalkan.

Memang ada beberapa negara yang mengembangkan tank medium, namun tidak banyak, antara lain Argentina dengan Tanque Argentino Mediano atau tank TAM. Tank tersebut dijadikan Argentina sebagai main battle tank dengan canon 105 mm FM K.4 Modelo 1L. Tank berbobot 30 ton ini dibuat berbagai varian seperti: Self-propelled howitzer, Armored Recovery, dan ATMG. Namun tidak ada sejarahnya Indonesia bekerjasma dengan Argentina. Beritanya pun tidak pernah terdengar.
Tank TAM, Argentina
Kalau melihat produsen tank terkemuka saat ini, PT Pindad bisa jadi membidik Infantry Fighting Vehicle (IFV) Marder buatan Jerman. IFV Marder memiliki bobot 28,5 ton dengan mengusung canon 20 mm Rheinmetall dan MILAN ATGM launcher. Model hull-nya mirip dengan tank Merkava Israel. IFV Marder mulai dipensiunkan dari militer Jerman dan sekarang ditawarkan keluar negeri. IFV Marder yang ditawarkan termasuk paket retrofit untuk memenuhi kualifikasi operasi tempur terkini. Dengan demikian seharusnya tidak ada masalah bila Pindad ingin memiliki IFV Marder ini. Sama halnya dengan pembelian 100 MBT Leopard 2 eks Jerman oleh TNI AD. Leopard 2 mulai dilepas Jerman, karena negara itu sedang terlibat join production dengan Amerika Serikat untuk proyek MBT-70.
 IFV Marder 1A3 Jerman
Bahkan perusahaan Rheinmetall Jerman, menyiapkan diri untuk meng-upgrade Marder tersebut, baik dalam bentuk Infantry Fighting Vehicle ataupun berupa main battle tank ukuran medium. Menurut Rheinmetall, perubahan dari IFV menjadi medium-weight main battle tanks merupakan solusi yang jitu secara keuangan, tanpa mengurangi kehandalan tank tersebut.
Marder 1A5
Gambar di bawah ini adalah IFV Marder yang telah di-overhauled oleh Rheinmetall dengan teknologi proteksi dan sistem kemudi yang baru. Tank medium Marder ini mengusung canon 105mm Oto-Melara. Turet asli Marder diganti dengan turet baru: M151 Protector remotely controlled weapon. Proteksi balistiknya juga ditingkatkan menjadi STANAG Level 4+ dan Mine Protection Level 3a/3b+. Mesinnya dirubah menjadi MTU MB883 diesel bertenaga 600 tenaga kuda.

 Marder Retrofit Canon 105mm
Pembangunan Tank medium PT Pindad berbasis IFV Marder dengan canon 105 mm Rheinmetall/ Oto-Melara, bisa seiring dengan pengadaan dan refurbished 100 MBT Leopard 2 yang sedang dipesan TNI AD.
APC Marder (Upgrade)
Pindad akan melakukan pemotongan pertama baja tank medium beberapa bulan lagi. Semoga saja disainnya merujuk ke IFV Marder Jerman, sehingga terwujud apa yang dikatakan, hull menyerupai Merkava dan turet mengikuti Abrams. Tank itu pasti laris manis di Asean dan membanggakan. Kita jadi ingat pernyataan Atase Militer Perancis ke Indonesia: “Kalau membuat alutsista, langsung ke negara produsennya”.
 Hasil Retrofit Marder Jerman yang Pensiun
Quote of the Day:
“Jadi jangan lagi ada anak buah saya yang hanya gosok-gosok tank itu saja (tank lama), membersihkan rantai, mengganti oli, tanpa bisa digunakan. Kasihan sekali, dan itu sangat menyakitkan”: KSAD Jenderal Pramono Edhie Wibowo.(Jkgr).

Tahun 2017 Anggaran Pertahanan RI Akan Ditingkatkan Menjadi Rp 200 Triliun

TNI
Presiden Joko Widodo membahas rencana peningkatan anggaran pertahanan dan kesejahteraan prajurit TNI dengan Panglima TNI Jenderal Moeldoko. Pembicaraan itu dilakukan sambil makan siang bersama di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (17/3/2015).

"Berbicara soal anggaran pertahanan yang akan ditingkatkan," kata Sekretaris Kabinet, Andi Widjajanto.

Andi mengungkapkan, peningkatan anggaran pertahanan direncanakan naik menjadi Rp 200 triliun. Saat ini, anggaran pertahanan masih di kisaran Rp 102 triliun. Ia melanjutkan, peningkatan anggaran pertahanan dan kesejahteraan akan dilakukan ketika pertumbuhan ekonomi nasional telah mencapai 7 persen.

Presiden mematok target rencana ini bisa terealisasi pada 2017. "Intinya mengenai anggaran pertahanan, peningkatan kesejahteraan," ujarnya.

Sebagai informasi, dalam pembicaraan Jokowi dengan Panglima dihadiri juga seluruh staf dari Mabes TNI.

Saat kampanye Pilpres 2014, Jokowi menjanjikan peningkatan anggaran pertahanan. Hal itu disampaikan Jokowi menjawab pertanyaan calon presiden Prabowo Subianto mengenai tidak adanya tentara di 300 kabupaten di Indonesia.

Jokowi menjelaskan, anggaran untuk pertahanan Indonesia saat ini mencapai Rp 80 triliun. Jika pertumbuhan ekonomi di atas 7 persen, Jokowi yakin hingga lima tahun mendatang anggaran untuk pertahanan bisa mencapai tiga kali lipat. (kompas.com)

Pemerintah Indonesia Akan Membeli 50 Tank Amfibi Rusia BMP-3F

BMP-3F
BMP-3F TNI
Perusahaan perantara ekspor-impor senjata Rusia Rosoboronexport mengumumkan niat Pemerintah Indonesia untuk kembali membeli kendaraan tempur infanteri tank amfibi Rusia BMP-3F yang baru.

Direktur Utama Rosoboronexport Anatoliy Isaykin menyatakan, perusahaannya dalam waktu dekat akan menandatangani kontrak pengiriman kendaraan tempur infanteri BMP-3F baru dengan Indonesia.

“Indonesia akan kembali membeli BMP-3F. Dalam waktu dekat, kami akan menindaklanjuti hal tersebut,” ujar Isaykin saat ditanya mengenai kontrak-kontrak baru dengan Indonesia kepada kantor berita RIA Novosti. Isaykin sebelum ini pernah mengatakan bahwa ia berencana untuk berunding dengan menteri-menteri pertahanan di sejumlah negara ASEAN pada saat pameran LIMA 2015 di Malaysia yang kini tengah berlangsung, termasuk dengan kepala instansi militer Indonesia.

Saat ini, BMP-3F digunakan oleh Korps Marinir TNI. Pengiriman pertama sebanyak 17 unit sudah dilakukan Rusia pada November 2010. Pengiriman ini dilaksanakan dalam lingkup pemberian kredit kepada Indonesia oleh Rusia sebesar satu miliar dolar AS, yang ditandatangani Presiden Rusia Vladimir Putin dalam kunjungannya ke Jakarta pada September 2007 lalu.

Pemerintah kemudian Indonesia kembali menandatangani kontrak pembelian 37 unit BMP-3F bernilai 114 juta dolar AS yang diperuntukkan bagi marinir Indonesia pada bulan Mei 2013. Pada bulan Januari 2014, kelompok pengiriman kedua BMP-3F secara resmi diserahkan kepada TNI Indonesia sehingga total BMP-3F yang dimiliki TNI adalah sebanyak 54 unit.

Pada bulan November 2014 lalu, Direktur Rosoboronexport Bidang Penugasan Khusus Nikolay Dimidyuk menyebutkan, perusahaannya berencana kembali mengirim sekitar 50 unit BMP-3F ke Indonesia.

Infrastruktur Pembuatan Kapal Selam PT Pal Akan Segera Dibangun 2016


Infrastruktur Pembuatan Kapal Selam PT PAL
Infrastruktur Pembuatan Kapal Selam PT PAL
TNI AL memproyeksikan memiliki enam kapal selam baru, melengkapi dua kapal selam saat ini, KRI Cakra-401 dan KRI Nanggala-402, yang merupakan Tipe-209 dari Jerman. Korea Selatan menjadi salah satu alternatif penting sumber pengadaan keenam kapal selam baru itu selain kelas Kilo dari Rusia.

"Kita bangun dulu infrastrukturnya, sebab kita belum punya dan hanya punya landasannya kapal selam. Sehingga dengan ada infrastruktur, ke depan bisa lebih banyak produksi kapal selam," ucap Arifin, di Malang, Sabtu.

Ia mengatakan, keperluan Indonesia terhadap kapal selam sangat tinggi karena wilayahnya mayoritas adalah laut, sehingga kekuatan alutsista berupa kapal selam sangat dibutuhkan.

"Kalau kita melihat akan kebutuhan kapal selam sebenarnya Indonesia membutuhkan sebanyak 12 kapal selam. Sementara saat ini kita hanya mempunyai sedikit, itu pun produksi lama," katanya.

Terkait dengan rencana pembuatan kapal selam, Arifin menjelaskan saat ini sedang dalam proses produksi tiga unit, di antaranya satu unit akan dibangun di Indonesia, dua lainnya sedang dalam proses pembuatan di Korea Selatan.

"Sebanyak dua unit kapal selam dalam proses dibuat di Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME), Korea Selatan. Lalu, satu unit dibangun di PT PAL Indonesia," katanya.

Untuk itu, sebelum memulai produksi satu unit kapal selam pihaknya akan membangun sejumlah infrastrukturnya terlebih dahulu, sehingga ke depan bisa dilanjutkan dengan produksi secara mandiri.

Sebelumnya, untuk merealisasi kapal selam PT PAL Indonesia mendapatkan kucuran penyertaan modal negara sebesar Rp1,5 triliun untuk membangun tiga unit kapal selam dengan nilai Rp500 miliar perunit.

Pembangunan itu, telah mendapat dukungan dari Komisi VI dan Komisi I DPR, dan alokasi biayanya juga menyangkut pengiriman tenaga ahli ke Korea Selatan untuk belajar pembuatan kapal selam.

Arifin berharap, ketika PT PAL Indonesia sudah memulai produksi kapal selam, akan memperkuat persenjataan Indonesia, khususnya di wilayah laut. (antaranews.com)