"Roket yang dinamakan R-han (Rudal Pertahanan) 122 ini dikembangkan Pindad bersama dengan PT Dirgantara Indonesia, PT Dahana (Persero), Kemenristek, BPPT, Puspitek Serpong, dan para akademisi," kata Direktur Perencanaan dan Pengembangan Pindad Wahyu Utomo, Jumat, 4 Oktober 2013.
Menurut Wahyu, saat ini pengembangan rudal tersebut sedang dalam tahap uji coba di kawasan Baturaja, Sumatera Selatan, dan di Garut Selatan. Roket ini masih dalam penyempurnaan untuk memperoleh tabel tembak.
“Tabel tembak baru bisa didapat jika sudah dilakukan pengujian beberapa kali dan tembakannya akurat," ujarnya.
Uji rudal dilakukan hingga sekitar 200-300 kali, untuk mengukur tingkat akurasi, tingkat kekuatan dan daya ledak. Roket R-han 122 diproduksi untuk memenuhi kebutuhan TNI karena selama ini Indonesia masih mengimpor dari sejumlah negara.
"Ini merupakan roket balistik pertama Indonesia untuk pertahanan, dan akan terus dikembangkan," ujarnya.
Terkait berapa jumlah roket R-han 122 yang akan diproduksi, Wahyu mengatakan tergantung anggaran pemerintah. Ia mengatakan, dengan pengembangan R-han sebagai cical bakal roket pertahanan, bukan tidak mungkin Indonesia bisa membuat sendiri peluru kendali dalam skala besar.
Menurut catatan, beberapa negara yang telah memiliki program pengembangan roket antara lain, Rusia, Amerika, Prancis, China, India, Jepang, Korea Utara, Iran, dan Pakistan. (Ant/ed)
No comments:
Post a Comment